Jago Ngomong Doang? Anak Komunikasi Nggak Sesederhana Itu!

Banyak yang mengira kalau anak jurusan Komunikasi itu kerjaannya cuma ngomong doang. Pokoknya asal bisa cuap-cuap, langsung dianggap cocok jadi anak Komunikasi. Padahal, kenyataannya nggak sesederhana itu. Komunikasi bukan cuma soal pintar bicara, tapi juga soal strategi, pesan, media, dan bagaimana cara menyampaikannya secara efektif sesuai dengan situasi dan audiens.

Di balik sebuah konten yang menarik atau kampanye yang viral, ada proses panjang yang dilakukan oleh anak-anak Komunikasi. Mereka belajar memahami siapa target audiensnya, bagaimana menyusun pesan yang tepat, memilih media yang paling pas, bahkan harus menganalisis efek komunikasi tersebut. Jadi, bukan cuma soal “berani ngomong”, tapi juga butuh kemampuan berpikir kritis, riset, dan kreativitas tinggi.

Anak Komunikasi juga mempelajari banyak hal teknis, lho! Misalnya bikin konten media sosial, produksi video, penulisan naskah, public relations, komunikasi visual, hingga etika dalam menyampaikan informasi. Semua itu dilakukan agar pesan yang disampaikan nggak cuma terdengar bagus, tapi juga berdampak dan bertanggung jawab. Jadi, skill mereka jauh lebih luas daripada sekadar pintar ngomong.

Selain itu, anak Komunikasi juga dilatih untuk jadi pendengar yang baik dan peka terhadap lingkungan sekitar. Mereka harus memahami emosi, budaya, bahkan kondisi sosial audiens agar pesan bisa diterima dengan baik. Kemampuan ini nggak kalah penting dari kemampuan berbicara, karena komunikasi itu soal dua arah nggak bisa cuma fokus di satu sisi aja.

Jadi, kalau kamu masih mikir anak Komunikasi itu cuma “jago ngomong doang”, coba deh lihat lebih dalam. Di balik presentasi yang lancar atau konten yang estetik, ada kerja keras, pengetahuan, dan strategi yang dipikirkan matang-matang. Yuk, mulai hargai proses di balik komunikasi, karena anak Komunikasi nggak sesimpel yang kamu kira!


Komentar

Postingan Populer