Nggak Ngomong, Tapi Tetap Disebut Komunikasi?

Kalau kita dengar kata komunikasi, mungkin yang langsung terbayang adalah ngomong, kirim pesan, atau ngobrol sama orang lain. Tapi kenyataannya, komunikasi nggak selalu butuh kata-kata. Bahkan saat kita diam, sebenarnya kita tetap bisa menyampaikan sesuatu. Misalnya, saat kamu cemberut atau melirik seseorang, itu sudah jadi bentuk komunikasi nonverbal yang bisa ditangkap orang lain.

Diam juga bisa punya banyak makna, tergantung konteksnya. Bisa jadi tanda setuju, bisa juga bentuk protes. Misalnya, saat rapat dan kamu diam saja ketika ditanya pendapat, orang bisa menafsirkannya sebagai “nggak setuju” atau malah “nggak peduli.” Jadi, meskipun nggak ngomong, tubuh, ekspresi wajah, dan bahkan sikap diam bisa menyampaikan pesan tertentu. Ini yang disebut komunikasi nonverbal.

Kenapa diam termasuk komunikasi? Karena komunikasi bukan hanya soal apa yang diucapkan, tapi juga soal bagaimana orang lain menangkap dan menafsirkan sikap kita. Diam bisa menunjukkan perasaan, seperti marah, bingung, atau kecewa. Saat seseorang memilih diam di tengah konflik, itu bisa jadi cara dia untuk meredam emosi atau menyampaikan bahwa dia sedang tidak siap untuk bicara. Artinya, diam tetap membawa pesan.

Dalam hubungan sehari-hari, kita sering banget berkomunikasi tanpa kata-kata. Ketika seseorang menatapmu lama tanpa bicara, kamu bisa merasa gugup atau justru merasa diperhatikan. Saat temanmu memberi pelukan tanpa banyak bicara, kamu tetap bisa merasa nyaman dan didukung. Ini membuktikan bahwa komunikasi nggak melulu soal suara, tapi juga soal perasaan yang disampaikan lewat tindakan.

Jadi, “nggak ngomong, tapi tetap komunikasi” itu bukan hal aneh. Komunikasi adalah soal bagaimana pesan tersampaikan dan dimengerti, bukan cuma soal berbicara. Diam bisa jadi bahasa yang sangat kuat, tergantung bagaimana kita melihat dan merasakannya. Yuk, mulai lebih peka terhadap makna di balik diam, karena bisa jadi itu adalah cara seseorang sedang berbicara dengan cara yang berbeda.